Sekda : Usut Dugaan Pembakaran Kamp

Sekda : Usut Dugaan Pembakaran Kamp

\"tapalARGA MAKMUR, Bengkulu Ekspress - Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkulu Utara (BU), Dr Haryadi SPd MM MSi juga mengharapkan penegak hukum umengusut tuntas dugaan pembakaran kamp para pekerja gapura Tapal Batas (Tabat). Selain itu, pekerjaan juga harus tetap berjalan dan selesai sesuai target waktu yang telah ditentukan. ‘’Kalau memang itu dibakar, kita harap penegak hukum dapat mengusut tuntas dugaan pembakaran itu. Karena aksi itu merupakan tindakan kriminal,’’ ujar Sekda kepada Bengkulu Ekspress (BE), ditemui kemarin (24/10). Sekda menambahkan, pembangunan gapura di Bukit Resam Desa Rena Jaya Kecamatan Giri Mulya tidak ada masalah. Karena berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Batas Daerah Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu merupakan keputusan tertinggi. ‘’Mengenai aturannya, itu sudah sangat jelas. Jadi, tidak perlu kita jelaskan lagi,’’ ungkapnya. Sekda juga mengharapkan tidak ada warga yang terprovokasi terhadap aksi dugaan pembakaran kamp tersebut, dan serahkan kasus itu terhadap pihak kepolisian untuk dituntaskan. ‘’Warga Bengkulu Utara, khususnya yang berada di perbatasan antara Desa Rena Jaya dengan Kabupaten Lebong jangan ada keributan. Karena kita berpedoman terhadap aturan yang berlaku,’’ terangnya. Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Bengkulu Utara, Mohtadin SIP menyampaikan, Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Utara terlalu lemah menanggapi keributan tabat itu. Bahkan, Pemda terkesan tutup mata dan diam atas aksi anarkis yang diduga dilakukan oknum tertentu yang mengatasnamakan diri warga Lebong. ‘’Pemda Bengkulu Utara harusnya jangan hanya diam karena dalam aturan tapal batas itu sudah sangat jelas. Sudah seharusnya Pemda Bengkulu Utara mengambil sikap yang lebih tegas,’’ tuturnya. Disamping itu, ia menduga ada oknum tertentu yang sengaja membuat keributan dan aksi teror terhadap warga di Desa Rena Jaya. Padahal, masyarakat setempat mengetahui Pemendagri dan tidak mempermasalahkan tabat itu. ‘’Ini kita duga ada oknum tertentu yang sengaja menakut-nakuti warga setempat. Sehingga menciptakan kondisi yang tidak kondusif,’’ pungkasnya.(816)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: